Minggu, 26 Juli 2009

Waktu, Waktu dan Waktu

Jika orang barat yang diwakili oleh Benyamin Franklin mengatakan “time is money” (waktu adalah uang), berarti barangsiapa yang menyia-nyiakan waktu, berarti sama dengan menghambur-hamburkan uang, lain halnya dengan kita, umat Islam yang diwakili oleh sahabat Ali bin Abi Thalib kw, beliau mengatakan bahwa waktu adalah “ibarat pedang” barang siapa tidak dapat menggunakan dan memanfaatkannya dengan baik maka dialah yang akan tertebas oleh pedang tersebut. Seberapa berharganya sih yang namanya waktu itu hingga orang barat mengibaratkanya seperti uang? Atau seberapa bahanya sih namanya waktu itu sehingga diibaratkan atau disamakan dengan pedang?.
Untuk menjawab pertannyaan di atas sebenarnya sobat MAYAra, gue yakin udah pada tahu jawabanya, tapi di sini mari kita coba renungkan bersama tentang berapa besar dan berharganya yang namanya waktu itu. Waktu merupakan investasi masa depan yang takkan pernah kembali, saat ini, takkan pernah lagi bisa kembali, besok ataupun lusa begitu pula seterusnya,.ada sebuah ungkapan:

Hari kemarin adalah kenangan
Hari ini adalah kenyataan
Hari esok adalah harapan.

Ya, emang seperti itulah kehidupan, setiap bergeraknya jarum jam berarti semakin jauh kita meninggalkan garis start yang bernama kelahiran menuju garis finish yang bernama kematian. Ketika pagi matahari mulai datang dari ufuk timur, saat itulah kesempatan untuk berinvestasi masa depan siap untuk dimulai, berusaha mengumpulkan bekal dan amal sebanyak-banyaknya sehingga apabila telah sampai saatnya untuk say “good bye” (bahasanya kok keren banget) dengan kehidupan, maka sudah siap dengan segala keadaan dan bukan penyesalan yang akan dirasakan nantinya.
Soalnya ya sobat remaja MAYAra Nabi tercinta kita, Muhammad saw telah bersabda ”Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia merugi. Barang siapa yang hari sekarang lebih jelek dari hari kemarin, maka ia tertutup dari rahmat Allah. Dan barang siapa yang keadaanya tidak ada peningkatan berarti ia termasuk orang yang keadanya terus merosot. Dan barang siapa yang keadaanya terus merosot maka mati adalah lebih baik baginya.”
Sobat MAYAra yang dirahmati oleh Allah, terlalu berharga nikmat tuhan yang bernama waktu dan kesempatan itu apabila tidak digunakan dengan sebaik-baiknya. And betapa meruginya ya kita apabila tidak menggunakan nikmat itu dengan semaksimal mungkin.
Semua orang jika ditanya pasti tahu seberapa besar berharganya waktu tapi sayang beribu sayang sedikit sekali orang yang mau menghargai dan memanfaatkannya. Terbukti lebih banyak orang yang menyia-nyiakannya dari pada memanfaatkanya. And di antara katagori menyia-nyiakan waktu adalah rutinnya aktivitas penundaan. Dan bagi sobat-sobat yang sudah terbiasa memiliki planning dan jadwal manakah yang lebih sering kita lakukan? Apabila ternyata kita lebih sering menundanya itulah yang dinamakan dengan penghinaan dan pelecehan terhadap waktu.
Ingat lo ya! para sobat MAYAra setiap naik dan turunya nafas setiap berdetaknya jantung setiap berkedipnya mata dan setiap detik waktu terus berjalan, jika semua itu telah lewat maka tak ada kata kembali, dan bila semua itu telah lewat padahal baru sedikit perbuatan positif yang kita kerjakan sementara hal-hal yang tiada guna dan manfaat bahkan hal-hal yang negative lebih banyak kita kerjakan maka you-you harus bersiap-siap menghadapi yang namanya peristiwa “penyesalan”.(naudzu billah min dzalik). Nggak apa-apa sih jika penyesalan tersebut hanya sebatas urusan dunia, akan tetapi jika itu berkaitan dengan masa depan kita yang abadi yakni kampong akhirat maka yang ada adalah penyesalan yang abadi.
Bahkan dalam surat al-Ashr yang jumlah ayatnya hanya tiga, Allah swt mengawalinya dengan kalimat “Demi waktu (masa) ketika Allah mengawali kalimat (و) yang artinya demi, maka hal itu menandakan betapa penting dan berharganya sebuah waktu.
Hal ini menunjukkan bahwa Allah telah memberikan rambu-rambu bagi setiap manusia yang mau mempelajari ayat-ayat-Nya untuk senatiasa hati-hati dalam mendayagunakan nikmat-Nya yang bernama waktu.
Renugkanlah pula hadis Nabi saw yang pernah di gunakan lirik lagu oleh Raihan “Ingatlah! lima perkara sebelum lima perkara ”Sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit dan hidup sebelum mati.
Sobat MAYAra yang dirahmati oleh Allah, marilah kita belajar untuk lebih menghargai nikmat yang bernama waktu, hayati, renungkan dan amalkanlah kata-kata di atas. Bukan hanya banyak omong, karena apa kok harus begitu? Karena jika semuanya telah terjadi udah nggak ada lagi kata kembali, makanya jangan pernah menyia-nyiakan nikmat yang namanya waktu, karena jika hal itu sampai terjadi “penyesalanlah” yang akan kita alami, saat ini sih kita nggak ngerasa tapi nanti nggak usah Tanya penyesalan rugi dan lain sebagainya akan berkolaborasi jika you-uou pade berani menyepelekan yang namanya waktu. And sobat MAYAra mumpung kita masih muda mari kita gunakan nikmat waktu dengan sebaik mungkin jangan sampai kita enak-enakan saat ini tapi menyesal di masa yang akan datang dan jangan lupa lo ya untuk selalu memohon pertolangan kepada Allah swt. Selamat berjuang ya sobat MAYAra dan semuanya deh. Semoga Allah swt menolong kita semua selalu. Amîn.

Selasa, 23 Juni 2009

Dari pada pacaran Menikah aja!


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ ابن مسعود رضي الله عنه قَالَ لَقَدْ قَالَ لَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

Dari Abdullah bin Mas’ud r.hu dia menuturkan bahwa Rasulullah saw telah bersabda kepada kita, “ Wahai para pemuda barangsiapa di antara kalian yang telah mampu menikah, hendaknya dia menikah, sebab dengan pernikahan tersebut bisa lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu untuk menikah, hendaknya dia berpuasa karena puasa bisa meredam syahwat. (Hr.Imam Bukhari dan Imam Muslim derajat hadis ini shahih)

Sahabat-sahabat yang ada di facebook yang dimuliakan oleh Allah. inilah dalil tentang pentingnya menikah bagi para pemuda yang telah mampu untuk menikah, sedangkan bagi yang belum mampu dianjurkan oleh Nabi saw agar berpuasa, seperti puasa-puasa sunnah. Dan ironisnya para pemuda seolah malu, enggan, cuek dan entah apa lagi alasannya jika diajak bicara masalah nikah akan tetapi jika diajak bicara tentang pacaran, wah semangatnya nggak karuan padahal tidak ada sama sekali dalil dianjurkannya untuk berpacaran. Tapi karena sok gaul dan sok modernnya remaja di negeri ini pacaran seolah-olah telah menjadi kebutuhan. Padahal di dalam hadis yang lain diterangkan bahwa barang siapa berdua-duan dengan lawan jenis maka pihak ketiganya adalah syaitan. Hiiiii……. serem toh apa sih untungnya berpacaran? Bukannya dengan berpacaran justru akan merendahkan martabat kaum wanita sebab belum jadi istri sudah dicolek kanan colek kiri. And perlu kalian ketahui bahwa pasangan yang paling lama berpacaran maka rumah tangganya pasti akan paling cepat untuk bubar ini fakta, tidak asal nulis saja contohnya banyak para artis yang berpacaran hingga dua tahun bahkan lebih, dan baru satu minggu sudah pisah ranjang dan masih banyak lagi lo contoh yang lainnya. Maka dari itu sobat-sobat facebook yang dirahmati oleh Allah, yuk! kita menikah jika memang sudah mampu loya! Katakan dalam alam bawah sadar Anda menikah yes pacaran no menikah monggo pacaran ojo. Sukses selalu.

Senin, 22 Juni 2009

Keutamaan Menikah


Islam dalam menganjurkan pernikahan menggunakan beberapa cara. Sekali, disebutnya sebagai salah satu sunnah para nabi dan petunjuknya, yang mereka itu merupakan tokoh-tokoh teladan yang wajib diikuti jejaknya. Allah swt berfirman, “Dan sungguh Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad) dan Kami berikan kepada mereka istri-istri dan keturunan….”(ar-Ra’du 13:38). Allah juga telah berfirman dalam surat (an-Nur :32), yang berbunyi:


Artinya: Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian[1035] diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui. (an-Nur :32).

[1035] Maksudnya: hendaklah laki-laki yang belum kawin atau wanita- wanita yang tidak bersuami, dibantu agar mereka dapat kawin.

Menikah merupakan kebutuhan biologis dari setiap manusia dengan cara menikahlah Allah swt menyelamatkan manusia dari perzinaan, dengan menikah pula manusia bisa memperbanyak keturunanya. Berikut beberapa hadis yang menerangkan berbagai anjuran dan keutamaan dari menikah:

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ قَالَ :قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْبَعٌ مِنْ سُنَنِ الْمُرْسَلِينَ الْحَيَاءُ وَالتَّعَطُّرُ وَالسِّوَاكُ وَالنِّكَاحُ.
Dari Abu Ayyub r.hu telah bersabda Rasulullah saw, “Empat perkara yang merupakan sunnah para nabi, celak, wangi-wangian, siwak dan menikah.”(Hr. at-Tirmidzi).

12. Hadis dlaif. Lihat shahih wa dla’if sunan Tirmidzi no. 1080, juz 3, hal, 80.



-وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَمِدَ اللهَ وَاثْنَى عَلَيْهِ، وَقَالَ، لَكِنِّيْ اَنَا أُصَلِّى، وَأَنَامُ وَأَصُوْمُ وَأُفْطِرُ، وَأًتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِيْ فَلَيْسَ مَنِّيْ.

Dari Anas bin Malik r.hu bahwasanya Nabi saw bersabda setelah memuji dan menyanjung Allah, dan Nabi saw bersabda, akan tetapi aku shalat, tidur, berpuasa, berbuka, menikah dengan perempuan. Barangsiapa tidak senang sunahku maka tidak termasuk golonganku. (Hr. Muttafaq ‘Alaih).

13. Hadis shahih. Lihat shahih wa dla’if Sunan an-Nasa’i no. 3289, juz 7, hal, 289.


- وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا بِالْبَاءَةِ وَيَنْهَى عَنِ التَّبَتُلِ نَهْيًا شَدِيْدًا، وَيَقُوْلُ تَزَوَّجُوْا اْلوَلُوْدَ اْلوَدُوْدَ، فَإِنَّيْ مُكَاثِرٌ بِكُمُ اْلاَنْبِيَاءَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ.
Dari Anas bin Malik r.hu dia berkata, Rasulullah saw memerintahkan kami untuk menikah dan melarang keras kami dari membujang, dan beliau bersabda, “Nikahilah perempuan-perempuan yang subur dan penuh kasih sayang, sesungguhnya aku dengan jumlahmu yang banyak akan merasa bangga di hadapan para nabi pada hari kiamat nanti.” (Hr. Ahmad).

14. Hadis hasan. Lihat majma’ zawa’id wa manbaul fawa’id juz 2, hal, 178.



- عَنْ عَبْدِ اللَّهِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.
Dari Abdullah bin Masud r.hu dia berkata, Rasululah saw bersabda kepada kami, “Wahai para pemuda barangsiapa diantara kalian mampu untuk menikah maka menikahlah, karena hal itu dapat menjaga pandangan dan menjaga kesucian farji, dan barangsiapa tidak mampu, hendaklah dia berpuasa karena puasa dapat mengontrol syahwat.” (Hr. Muttafaq ‘Alaih).

15. Hadis shahih. Lihat shahih wa dla’if Sunan an-Nasa’i no. 2383, juz 5, hal, 383.


-عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.
Dari Abu Hurairah r.hu, dari Nabi saw beliau bersabda, “Seorang wanita dinikahi karena empat hal, harta, keturunan, kecantikan dan karena agamanya. Maka nikahilah perempuan yang teguh terhadap agamanya maka engkau akan bahagia.” (Hr. Muttafaq ‘Alaih).

16. Hadis shahih. Lihat shahih wa dla’if Sunan an-Nasa’i no. 3230, juz 7, hal, 302.


-عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَفَّأَ الْإِنْسَانَ إِذَا تَزَوَّجَ قَالَ بَارَكَ اللَّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ.
Dari Abu Hurairah r.hu, Nabi saw apabila mengucapkan selamat atas perkawinan seseorang beliau bersabda, “Semga Alah memberi barkah kepadamu, dan kepada istrimu, dan semoga kalian berdua dikumpulkan dalam kebaikan.” (Hr. Ahmad).

17. Hadis shahih. Lihat shahih wa dla’if Sunan Abu Daud no. 2130, juz 5, hal, 130.



-عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ:أَرْبَعٌ مَنْ أُعْطِيَهُنَّ أُعْطِيَ خَيْرَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ: قَلْبًا شَاكِرًا، وَلِسَانًا ذَاكِرًا، وَبَدَنًا عَلَى الْبَلاءِ صَابِرًا، وَزَوْجَةً لا تَبْغِيهِ خَوْنًا فِي نفسها ولا ماله.
Dari Ibnu abbas r.hu, sesungguhnya Rasulullah saw telah bersabda, “Ada empat perkara barang siapa yang memilikinya berarti mendapatkan kebaikan dunia dan akhirot, yaitu hati yang selalu bersyukur, lisan yang selalu berdzikir, sabar diwaktu sakit sarta istri yang mau dinikahi bukan karena ingin menjerumuskannya ke dalam kemaksiatan dan mengharapkan hartanya.” (Hr. at-Thabrani).

18. Hadis shahih. Lihat majma’ zawa’id wa manbaul fawa’id juz 2, hal, 192.

-عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَوْنُهُمْ الْمُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِي يُرِيدُ الْأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيدُ الْعَفَافَ.
Dari Abu hurairah r.hu, telah bersabda Rasulullah saw, “Tiga golngan yang berhak ditolong oleh Allah, pejuang di jalan Allah, mukatib (budak yang memerdekakan dirinya sendiri dari tuannya), yang mau melunasi pembayarannya, dan orang yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari hal-hal yang haram.”(Hr. at-Tirmidzi).

19. Hadis hasan. Lihat shahih wa dla’if Sunan at-Tirmidzi no. 1655, juz 4, hal, 155.


-عَنْ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ أَرَادَ أَنْ يَلْقَى اللَّهَ طَاهِرًا مُطَهَّرًا فَلْيَتَزَوَّجْ الْحَرَائِرَ.
Dari Anas r.hu, aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang ingin bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka menikahlah dengan perempuan terhormat.”(Hr. Ibnu Majah).

20. Hadis dlaif. Lihat shahih wa dla’if Sunan Ibnu Majah no. 12166, juz 25, hal, 166.

By: Zaenal Abidin/Abidin Nur Arif
Asli dari Tuban tepatnya di Desa Kedungjambe kecamatan Singgahan kabupaten Tuban
Keutamaan Menikah

Islam dalam menganjurkan pernikahan menggunakan beberapa cara. Sekali, disebutnya sebagai salah satu sunnah para nabi dan petunjuknya, yang mereka itu merupakan tokoh-tokoh teladan yang wajib diikuti jejaknya. Allah swt berfirman, “Dan sungguh Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad) dan Kami berikan kepada mereka istri-istri dan keturunan….”(ar-Ra’du 13:38). Allah juga telah berfirman dalam surat (an-Nur :32), yang berbunyi:


Artinya: Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian[1035] diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui. (an-Nur :32).

[1035] Maksudnya: hendaklah laki-laki yang belum kawin atau wanita- wanita yang tidak bersuami, dibantu agar mereka dapat kawin.

Menikah merupakan kebutuhan biologis dari setiap manusia dengan cara menikahlah Allah swt menyelamatkan manusia dari perzinaan, dengan menikah pula manusia bisa memperbanyak keturunanya. Berikut beberapa hadis yang menerangkan berbagai anjuran dan keutamaan dari menikah:

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ قَالَ :قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْبَعٌ مِنْ سُنَنِ الْمُرْسَلِينَ الْحَيَاءُ وَالتَّعَطُّرُ وَالسِّوَاكُ وَالنِّكَاحُ.
Dari Abu Ayyub r.hu telah bersabda Rasulullah saw, “Empat perkara yang merupakan sunnah para nabi, celak, wangi-wangian, siwak dan menikah.”(Hr. at-Tirmidzi).

12. Hadis dlaif. Lihat shahih wa dla’if sunan Tirmidzi no. 1080, juz 3, hal, 80.



-وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَمِدَ اللهَ وَاثْنَى عَلَيْهِ، وَقَالَ، لَكِنِّيْ اَنَا أُصَلِّى، وَأَنَامُ وَأَصُوْمُ وَأُفْطِرُ، وَأًتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِيْ فَلَيْسَ مَنِّيْ.

Dari Anas bin Malik r.hu bahwasanya Nabi saw bersabda setelah memuji dan menyanjung Allah, dan Nabi saw bersabda, akan tetapi aku shalat, tidur, berpuasa, berbuka, menikah dengan perempuan. Barangsiapa tidak senang sunahku maka tidak termasuk golonganku. (Hr. Muttafaq ‘Alaih).

13. Hadis shahih. Lihat shahih wa dla’if Sunan an-Nasa’i no. 3289, juz 7, hal, 289.


- وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا بِالْبَاءَةِ وَيَنْهَى عَنِ التَّبَتُلِ نَهْيًا شَدِيْدًا، وَيَقُوْلُ تَزَوَّجُوْا اْلوَلُوْدَ اْلوَدُوْدَ، فَإِنَّيْ مُكَاثِرٌ بِكُمُ اْلاَنْبِيَاءَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ.
Dari Anas bin Malik r.hu dia berkata, Rasulullah saw memerintahkan kami untuk menikah dan melarang keras kami dari membujang, dan beliau bersabda, “Nikahilah perempuan-perempuan yang subur dan penuh kasih sayang, sesungguhnya aku dengan jumlahmu yang banyak akan merasa bangga di hadapan para nabi pada hari kiamat nanti.” (Hr. Ahmad).

14. Hadis hasan. Lihat majma’ zawa’id wa manbaul fawa’id juz 2, hal, 178.



- عَنْ عَبْدِ اللَّهِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.
Dari Abdullah bin Masud r.hu dia berkata, Rasululah saw bersabda kepada kami, “Wahai para pemuda barangsiapa diantara kalian mampu untuk menikah maka menikahlah, karena hal itu dapat menjaga pandangan dan menjaga kesucian farji, dan barangsiapa tidak mampu, hendaklah dia berpuasa karena puasa dapat mengontrol syahwat.” (Hr. Muttafaq ‘Alaih).

15. Hadis shahih. Lihat shahih wa dla’if Sunan an-Nasa’i no. 2383, juz 5, hal, 383.


-عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.
Dari Abu Hurairah r.hu, dari Nabi saw beliau bersabda, “Seorang wanita dinikahi karena empat hal, harta, keturunan, kecantikan dan karena agamanya. Maka nikahilah perempuan yang teguh terhadap agamanya maka engkau akan bahagia.” (Hr. Muttafaq ‘Alaih).

16. Hadis shahih. Lihat shahih wa dla’if Sunan an-Nasa’i no. 3230, juz 7, hal, 302.


-عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَفَّأَ الْإِنْسَانَ إِذَا تَزَوَّجَ قَالَ بَارَكَ اللَّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ.
Dari Abu Hurairah r.hu, Nabi saw apabila mengucapkan selamat atas perkawinan seseorang beliau bersabda, “Semga Alah memberi barkah kepadamu, dan kepada istrimu, dan semoga kalian berdua dikumpulkan dalam kebaikan.” (Hr. Ahmad).

17. Hadis shahih. Lihat shahih wa dla’if Sunan Abu Daud no. 2130, juz 5, hal, 130.



-عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ:أَرْبَعٌ مَنْ أُعْطِيَهُنَّ أُعْطِيَ خَيْرَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ: قَلْبًا شَاكِرًا، وَلِسَانًا ذَاكِرًا، وَبَدَنًا عَلَى الْبَلاءِ صَابِرًا، وَزَوْجَةً لا تَبْغِيهِ خَوْنًا فِي نفسها ولا ماله.
Dari Ibnu abbas r.hu, sesungguhnya Rasulullah saw telah bersabda, “Ada empat perkara barang siapa yang memilikinya berarti mendapatkan kebaikan dunia dan akhirot, yaitu hati yang selalu bersyukur, lisan yang selalu berdzikir, sabar diwaktu sakit sarta istri yang mau dinikahi bukan karena ingin menjerumuskannya ke dalam kemaksiatan dan mengharapkan hartanya.” (Hr. at-Thabrani).

18. Hadis shahih. Lihat majma’ zawa’id wa manbaul fawa’id juz 2, hal, 192.

-عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَوْنُهُمْ الْمُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِي يُرِيدُ الْأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِي يُرِيدُ الْعَفَافَ.
Dari Abu hurairah r.hu, telah bersabda Rasulullah saw, “Tiga golngan yang berhak ditolong oleh Allah, pejuang di jalan Allah, mukatib (budak yang memerdekakan dirinya sendiri dari tuannya), yang mau melunasi pembayarannya, dan orang yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari hal-hal yang haram.”(Hr. at-Tirmidzi).

19. Hadis hasan. Lihat shahih wa dla’if Sunan at-Tirmidzi no. 1655, juz 4, hal, 155.


-عَنْ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ أَرَادَ أَنْ يَلْقَى اللَّهَ طَاهِرًا مُطَهَّرًا فَلْيَتَزَوَّجْ الْحَرَائِرَ.
Dari Anas r.hu, aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang ingin bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka menikahlah dengan perempuan terhormat.”(Hr. Ibnu Majah).

20. Hadis dlaif. Lihat shahih wa dla’if Sunan Ibnu Majah no. 12166, juz 25, hal, 166.

By: Zaenal Abidin/Abidin Nur Arif
Asli dari Tuban tepatnya di Desa Kedungjambe kecamatan Singgahan kabupaten Tuban

Tujuh Golongan yang dinaungi Allah di hari kiamat

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saudara saudariku yang kucintai. Kali ini kita membahas tujuh golongan manusia yang dimuliakan oleh Allah di hari akhirat kelak. Ikhwah fillah rahimakumullah, simaklah hadits Rasulullah SAW, hadits mutafaqun'alaih, shahih Bukhari Muslim:
Dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah), seseorang yang hatinya bergantung kepada masjid (selalu melakukan shalat berjamaah di dalamnya), dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seseorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk bezina), tapi ia mengatakan: "Aku takut kepada Allah", seseorang yang diberikan sedekah kemudian merahasiakannya sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dikeluarkan tangan kanannya, dan seseorang yang berdzikir (mengingat) Allah dalam kesendirian, lalu meneteskan air mata dari kedua matanya." (HR Bukhari)
Tujuh golongan yang akan mendapat perlindungan dari Allah yang pada hari itu tidak ada perlindungan kecuali hanya perlindungan Allah.
Yang pertama, imamun adil, pemimpin yang adil, hakim yang adil. Subhanallah, terdepan, yang pertama mendapat perlindungan Allah. Dan sungguh negeri Indonesia yang tercinta ini sangat merindukan pemimpin yang adil, hakim yang adil.
Yang kedua, pemuda yang aktif, gesit, dalam ibadah kepada Allah SWT. Aktivitasnya mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.
Yang ketiga, manusia, hamba Allah, yang hatinya senang berada di dalam masjid. Dia betah di masjid. Shalat berjama'ah, ia senang, subuh-subuh ia menegakkan shalat berjamaah. Allahu Akbar, tentu ini hamba Allah yang benar-benar beriman kepada Allah.
Kemudian yang keempat, orang yang bersedakah yang tangan kanannya memberi tapi tangan kirinya tidak tahu. Subhanallah.. Apa ini? Orang yang ikhlash, tidak riya, tidak ujub.
Kemudian yang kelima, orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu karena Allah, berpisah karena Allah.
Yang keenam, sangat sulit ini, pemuda yang dirayu, digoda, oleh wanita cantik yang memiliki kekayaan, lalu ia berkata: "Aku takut kepada Allah". Keinginan maksiatnya ada, tapi rasa takutnya kepada Allah lebih hebat, sehingga ia tidak mau melakukan kemaksiatan. Kita sangat merindukan pemuda, yang memiliki kualitas keimanan yang luar biasa, sehingga ia mampu menahan dari berbagai macam godaan.
Kemudian yang ketujuh, yaitu pemuda, atau hamba Allah, atau orang yang dalam ingatannya kepada Allah, dalam ibadahnya, dalam doanya, dalam dzikirnya, ia menangis. Allahu Akbar, menangis.. Dua tetesan yang dibanggakan Allah di hari kiamat, pertama tetesan darah fii sabilillah, kedua tetesan air mata karena menangis, takut azab Allah, karena merasa bersalah atas segala dosa yang ia lakukan kepada Allah, karena ia sangat mencintai Allah. Subhanallah.. Inilah golongan yang kelak mendapat pertolongan Allah di hari kiamat kelak.
Subhanakallahumma wabihamdika asyhaduallaailaahailla anta astaghfiruka wa atubuilaik. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. []

Senin, 15 Juni 2009

Negeri Kita Subur! Subur Apanya?



Negeri kita adalah negeri yang terkenal dengan kesuburannya, sumber alamnya melimpah apapun jenis tanaman yang di tanam di negeri ini. Insya Allah, akan tumbuh dan berbuah. Orang dahulu menyabutnya gemah ripah loh jinawi. Tanahnya subur, airnya melimpah, jernih, segar, udaranya sejuk tanpa polusi dua musimnya baik dan seimbang. Dari berbagi data dan fakta inilah sebenarnya slogan di atas muncul. Bahkan beberapa negeri tetangga memberi julukan yang lebih hebat yakni “Zamrud Khatulistiwa” yang menunjukkan beteapa indah, kaya dan berharganya negeri kita. memang sangat meyakinkan bukan?
Akan tetapi, mari kita lihat kenyataan sekarang ini, negeri subur, adil dan makmur itu seoalah-olah hanya tinggal kenangan dan angan-angan saja. Betapa tidak, bahan-bahan makanan dan kebutuhan lainnya yang notabennya negeri kita mampu untuk menyediakannya justru kita mengimpor dari negeri tetangga. Contoh yang ini bisa dikatakan aneh bin ajaib, negeri kita justru mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam walaupun memang tahun 2008 dan 2009 pemerintah telah mencanangkan untuk tidak mengimpor lagi. Akan tetapi sepertinya sangat sulit sebab tiada keseriusan dari pemerintah untuk memberdayakan para petaninya. Masalahnya sangatlah komplek mengapa negeri kita kok sampai begitu banget (sok muda nih) bukan hanya karena bangsa kita terikat kerja sama internasional tapi mental kita untuk menjadi produsen yang mandiri sangat mengenaskan. Entah karena minimnya SDM kita, rendahnya etos kerja kita, buruknya kerja para birokrat Negara atau mungkin karena turnnya moral penduduk negeri yang katanya mayoritas muslim ini.
Yang tampak subur di negeri kita saat ini adalah aneka kehancuran dan kemaksiatan, KKN menjangkiti hampir seluruh aperatur negara kita terbukti beberapa bulan yang lalu DPR santer dibicarakan sebab bikin sensasi dengan terungkapnya berbagai kasus suap dikalangan mereka. Tempat perjudian, prostitusi, pornografi, hiburan malam dan berbagai penyakit sosial lainnya, seperti maraknya pencalonan diri sebagai anggota legeslatif yang ujung-ujungnya Rumah sakitlah yang diuntungkan sebab banyak dari para caleg yang stress. Ya, kalau dirasakan seolah-olah tidak ada lagi tempat yang ASRI di Negara kita saat ini. ASRI bukan hanya dilihat dari lingkungan yang bersih dan banyaknya pohon yang rindang. Akan tetapi ASRI karena pancaran jiwa-jiwa yang dipenuhi dengan iman dan taqwa.
Saat ini betapa langit yang kita tatap, bumi yang kita injak, udara yang kita hirup dan air yang kita minum tidak lagi mengandung barokah. Terlalu banyak kategori kerusakan alam yang telah kita perbuat. Ekosistem hancur, pohon–pohon ditebangi secara brutal tanpa diimbangi dengan menanam lagi, bahkan di daerah penulis hutan jati yang dulunya rindang yang siapa saja masuk di dalamnya akan merasakan kesejukan justru sekarang sebaliknya, tanah dikeruk, karang-karang laut di angkut, udara penuh dengan polusi, semua itu membuat kondisi alam tidak lagi stabil. Akibatnya kita jualah yang menikmati berbagi akiabat dari perbutan tersebut. Banjir, gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, tsunami, cuaca tidak sesuai dengan perkiraan dan berbagi amuk alam lainya bahkan akhir akhir ini juga ada tragedy sinto gintung yang menewaskan ratusan orang dan mnghancurkan rumah-rumah penduduk. Inilah barangkali yang dimaksud dengan peringatan Allah dalam al-qur’an surat ar-Ruum “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(Qs. ar-Ruum : 41)”
Kalau sudah begini saudaraku apakah kita akan terus-menrus larut dalam kondisi yang seperti ini, tidak adakah dalam hati kita ini ada semangat untuk memperbaiki diri, lingkungan dan alam kita ini? Kiranya patut kita ambil pelajaran dari apa yang dikatakan oleh guru kita Abuya Sidi Miftahul Lutfi Muhammad al-Muttawakkil bahwa saat ini kita harus meng-Allah-kan Allah, Me-manusia-kan manusia dan meng-Alamkan Alam. Dengan begitu kita akan mengetahui kedudukan kita sebagai hamba Allah di dalam kehidupan ini. Guna mewujudkan kehidupan yang penuh barokah dan anugerah dari Allah swt. Semoga kita diberi kemampuan oleh Allah swt untuk merubah perilaku kita ke arah yang lebih baik lagi.